WordPress developer, dulu dan sekarang
Tahun 2008 ketika saya pertama kali membuat blog, saya menggunakan platform dari blogger.com. Dengan platform blogger, saya belajar hal dasar dari membangun sebuah website, yaitu HTML dan Javascript!
Saat itu, untuk modifikasi template blogger, setidaknya kita harus tahu tag HTML/XML dan sedikit CSS. Jika kita ingin ada interaksi maka javascript diperlukan.
Singkat cerita, saya mencoba WordPress. Alasannya karena saya tidak bisa modifikasi blogger seperti yang saya inginkan. Pada saat itu saya ingin membuat sebuah web Manga Reader. Dan ya, saya berhasil membuat Manga Reader dengan WordPress.
Dari pengalaman membuat Manga Reader dengan WordPress, saya belajar bagaimana web bekerja, seperti upload, database, dsb. Dan saat itu belum ada chatGPT, kita hanya mengandalkan forum dan Google jika ada kesulitan.
Tidak ada yang salah, malahan dengan pengalaman-pengalaman seperti itu, kita bisa menghargai template builder seperti Elementor dan sejenisnya.
Seperti apa itu web developer?
Jika ditanya sesulit apa menjadi developer WordPress dulu dibandingkan sekarang, membuat website dengan WordPress bagi old schooled (seperti saya) tidaklah semudah sekarang.
Developer WordPress old schooled setidaknya paham dengan css, sedikit javascript (jQuery), dan tentunya php.
Modern WordPress seperti sekarang membuat siapa saja bisa membuat website sesuai imajinasi. Tidak perlu khawatir tampilannya seperti apa. Sudah banyak abstraksi yang dibuat untuk orang-orang yang tidak tahu dengan code.
Malahan ada juga movement no-code!
Knowledge gap
Gap pengetahuan developer old schooled dan modern cukup mengkawatirkan. Bagaimana tidak, modern developer bisa tidak tahu sama sekali dengan CSS dan HTML. Jangankan berbicara backend, untuk bagian interaksi frontend pun buta.
Apalagi di masa AI seperti sekarang, membuat website tidaklah sulit. Akan ada dua tipe developer pengguna AI.
- Tipe 1: Developer menggunakan AI sebagai alat.
- Tipe 2: Developer menggunakan AI untuk belajar.
Untuk tipe 1 saya kira menyeramkan. Semakin canggih AI, akan semakin panjang juga gap knowledge ini. Jika gap knowledge terlalu panjang, masih pantaskah kita disebut developer?
Jika ada yang mengatahan khawatir pekerjaan developer diambil alih AI, saya tidak begitu kahawatir. Alasannya, dengan AI peran developer (tipe 2) akan semakin dibutuhkan. Kenapa? karena semua orang bisa membuat website dengan mudah (tipe 1).
Tidak apa jika Anda masih menggunakan Elementor, menggunakan block editor. Tetapi saran saya, cobalah sesekali untuk belajar bagaimana teknologi itu bekerja dibelakangnya.
Tujuannya untuk apa?
Tujuannya agar kita bisa tahu jelek dan bagusnya teknologi tersebut. Jika kita tahu semua itu, ketika kita menggunakan Elementor atau block editor, kita bisa lebih efisien menggunakannya.
Saya banyak melihat, kode yang dihasilkan dari Elementor dan block editor terlalu rumit (cenderung buruk).
Akibatnya apa? Website yang dibuat dengan Elementor dan block editor menjadi lebih berat. SEO score website tersbut akan rendah.
**
Dalam lima tahun kedepan, dimana AI sudah semakin matang. Orang-orang sudah terbiasa dengan AI. Akan ada dua tipe developer.
- Developer yang menggunakan AI sebagai jalan pintas
- Developer yang menggunakan AI sebagai alat belajar
Tipe developer seperti apa akan ditentukan oleh diri Anda sendiri.
Tools pendukung seperti Elementor dan block editor ditujukan untuk end-user. Jika Anda mengaku sebagai WordPress developer, cobalah untuk tahu bagaimana tools itu bekerja. Tujuannya agar bisa tahu seperti apa kode yang dihasilkan tools tersebut.
Stop membodohi client dengan memakai Elementor. Client membayar Anda tidak hanya untuk tampilan, tetapi juga dengan tujuan membuat website yang cepat dan SEO friendly.