Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Saya tinggalkan Genesis dan GeneratePress, saya buat sendiri (free to download)

Pada akhirnya saya tidak lagi memakai Genesis atau GeneratePress. Saya membuat theme sendiri yang tidak kalah feature reach, SEO ready, dan tentunya responsive.

Akhirnya saya membuat tema sendiri. Setelah mencoba berbagai tema, saya tidak bisa menemukan tema yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan saya.

Sejak 2012, saya selalu menggunakan tema berbasis Thesis Framework. Tema ini sangat ringan dan sederhana, tetapi sangat *powerful* untuk di-custom.

Namun, karena pertimbangan dukungan Gutenberg dan perubahan arah WordPress, saya memutuskan untuk beralih ke Genesis dari StudioPress. Saya menggunakan Genesis dari 2018 hingga 2021.

Sayangnya, pasca-COVID dan setelah diakuisisi oleh WPEngine, StudioPress tidak lagi sama. Temanya tidak mati, tetapi pengembangan dan pembaruannya sangat lambat. Praktis tidak ada update lagi. Sejak saat itu, saya beralih ke GeneratePress. Continue reading “Saya tinggalkan Genesis dan GeneratePress, saya buat sendiri (free to download)”

Bersahabat dengan AI: bagaimana AI mengubah cara kita belajar

Minggu yang lalu saya sempat menulis keresahan saya terhadap AI: Alasan kenapa saya tidak perlu overthinking terhadap AI, di tulisan itu saya menekankan jika AI adalah multiplier untuk manusia.

Sejak menulis tulisan itu, saya malah memikirkan sekenario-sekenario lain. Saya membayangkan apa jadinya dunia untuk 10 tahun kedepan, akan seperti apa AI nantinya. Akan seperti apa dunia ini nantinya.

Saat tulisan ini dibuat, model AI baru sudah dikenalkan, Google Gemini 2.0.

Sebagai yang memakai AI untuk coding, saya biasanya memakai Claude Sonet. Ketika mencoba Gemini 2.0, saya cukup amaze. Alasannya karena response yang diberikan lebih cepat, akurat, dan harganya yang sangat murah.

Poin saya adalah AI ini berkembang sangat cepat, terlebih sekarang seperti ada katalis (karena deepseek dan model AI yang lainnya). Continue reading “Bersahabat dengan AI: bagaimana AI mengubah cara kita belajar”

Alasan kenapa saya tidak perlu overthinking terhadap AI LLM

Pernahkah kalian resah dengan ChatGPT atau model AI generative sejenis (Claude, Gemini, Grook, DeepSeek R1, dll)? Iya, saya resah. Pada liburan Imlek ini saya memikirkan hal ini seharian.

Bagaimana jika nanti pekerjaan coding digantikan AI?
Bagaimana jika pekerjaan analisis digantikan AI?
Bagaimana jika blogger dan pekerjaan SEO juga digantikan AI?
Apa yang terjadi jika… dll

Yap, pertanyaan-pertanyaan seperti itu cukup mengganggu saya. Bagaimana tidak, AI sudah mulai jadi pengganti saya untuk Googling dan mungkin AI berpotensi menggantikan pekerjaan saya juga.

Terima kasih untuk liburan Imlek ini, saya punya waktu untuk mempelajari generative AI yang saya sebutkan di atas. Karena sudah memahami bagaimana generative AI bekerja, saya tidak terlalu khawatir dan resah lagi.

Di post ini saya akan mencoba menuliskan apa yang saya temukan dan mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi pembaca. Continue reading “Alasan kenapa saya tidak perlu overthinking terhadap AI LLM”

Nostalgia tampilan Web di tahun 2004 sampai 2009

Saya masih ingat internet pertama saya, saat itu tahun 2008, memakai koneksi 3G yang belum sempurna. Memakai model dial-up dengan menggunakan HP Sony Ericson K800i. Komputer yang saya gunakan Intel Pentium 3 dengan sistem operasi Windows XP, 128MB DDR1 10GB disk.

Mengejutkan bukan? bayangkan resource seperti itu di tahun 2025, cukup untuk apa.

Internet 2008 dan 2004 saya kira tidak jauh berbeda. Belum ada tampilan responsive dan masih desktop first internet. Ukuran layar pun masih di 640×480, dengan monitor tabung.

Di tahun 2004, WordPress lahir. PHP is a thing (katanya). Dan di tahun 2008, ketika saya mulai tahu internet, blogging adalah sesuatu yang sedang populer. Mirip dengan KOL sekarang.

Pedebatan platform blogging seperti WordPress vs Blogger mirip seperti perdebatan Reels vs TikTok di era seakrang.

Design-design website di tahun 2008-an ini masih membekas di kepala saya. Saya tidak ingin memori ini hilang, karenanya saya menulisnya di sini. Continue reading “Nostalgia tampilan Web di tahun 2004 sampai 2009”

WordPress developer, dulu dan sekarang

Tahun 2008 ketika saya pertama kali membuat blog, saya menggunakan platform dari blogger.com. Dengan platform blogger, saya belajar hal dasar dari membangun sebuah website, yaitu HTML dan Javascript!

Saat itu, untuk modifikasi template blogger, setidaknya kita harus tahu tag HTML/XML dan sedikit CSS. Jika kita ingin ada interaksi maka javascript diperlukan.

Singkat cerita, saya mencoba WordPress. Alasannya karena saya tidak bisa modifikasi blogger seperti yang saya inginkan. Pada saat itu saya ingin membuat sebuah web Manga Reader. Dan ya, saya berhasil membuat Manga Reader dengan WordPress. Continue reading “WordPress developer, dulu dan sekarang”

Tips membeli VPS Murah (atau bahkan Gratis)

Bagi teman-teman yang belum pernah mencoba VPS, mungkin Anda ingin mencobanya, tetapi terkendala dengan harga yang kurang pas. Saya tahu jika VPS seperti DigitalOcean memberi harga yang sudah cukup murah. Tetapi sebenarnya, jika kita mencari lebih jauh lagi, kita bisa mendapatkan VPS dengan harga yang jauh lebih murah lagi bahkan gratis.

Bayangkan, saya bisa mendapatkan VPS dengan harga Rp 100rb~ setahun dengan spec 2 core 2GB RAM. Atau bahkan Rp 400rb~ setahun dengan dengan spec 4 core 9GB RAM. Continue reading “Tips membeli VPS Murah (atau bahkan Gratis)”